#2 Shelter Bumi

diiid … diiid …. diiid ….

Alarm tanda aku harus bangun bersiap-siap. Ya, hari ini akan ada penyampaian materi dari Prof. Osamu. Aku tidak tahu bagaimana pendapat dengan yang lainnya, tapi penyampaian Prof. Osamu adalah suatu keharusan untuk diketahui. Aku matikan alarm yang berbunyi dari jam digital di pergelangan tangan ku.

Aku beruntung, sebagai orang baru di shelter ini, aku diberikan satu kamar tidur sendiri. Aku dengar, bagi mereka yang sudah menjadi Outer Disciple atau Anggota Lingkar Luar, shelter akan menyediakan ruang aktivitas bersama dengan orang lain. Aku memang belum pernah masuk melihat ruangan mereka. Tapi mungkin akan terlihat penuh sesak. Yah, buat seorang introvert, mungkin menjadi Outer Disciple akan menjadi tantangan tersendiri.

….

Aula besar atau Great Hall yang ada di shelter ini memang cukup besar. Bisa menampung 100 orang yang secara ukuran seluas 3 lapangan bola basket. Aku belum terlalu mengenal yang lainnya disini. Setelah aku terbangun, membuka mata, aku langsung dibawa kamar tempat aku menetap sementara untuk menunggu acara sebenarnya. Dan meski itu sudah berjalan sebulan lalu, tapi aku tetap merasa asing dengan yang lain.

“Tes, tes,….”

Diantara hiruk pikuk orang yang hadir di Aula Besar, tampak berdiri di panggung seseorang yang mencoba microphone yang suaranya terdengar keras. Seorang wanita tepatnya. Berpakaian laboratorium atau pakaian seorang dokter. Tetap dengan nuansa warna putih, wanita ini memiliki sarung tangan yang tidak biasa. Kalau disebut hand glove, mungkin akan tepat disebut sarung tinju atau boxing glove.

“Tes… oke semuanya perhatian. Berbaris yang rapi. Sebentar lagi Prof. Osamu akan memberikan ceramah ulang mengenai hal-hal dasar yang harus kalian ketahui sebagai penghuni shelter ini. Kami harap, setelah ini tidak akan adalagi pertanyaan dan kalian dapat melakukan apa yang diharapkan. Kami tidak memaksa tapi keadaan inilah yang mengharuskan kita harus melakukan yang terbaik untuk kehidupan manusia di shelter,” jelas dan singkat, wanita ini mempersilahkan Prof.Osamu maju ke Podium.

Seketika lampu penerangan di belakang barisan kami meredup dan mati tapi tetap ada lampu pencahayaan untuk Prof. Osamu di panggung. Mungkin sengaja agar kami bisa fokus memperhatikan apa yang dikatakan oleh Prof. Osamu. Suasana gelap dan entah kenapa seperti ada penurunan suhu. Apakah karena mesin udara atau ada ventilasi udara yang membuat hawa dingin ini.

“Hm… Selamat pagi semuanya. Perkenalkan saya Prof.Osamu. Penanggung jawab pengelolaan Shelter 3P1C-11024 ini. Nama shelter ini memang tidak efektif untuk disebutkan karena sebenarnya pengkodean nama ini hanya untuk kebutuhan administratif saja. Uhuk. Abaikan hal ini.

Sekali lagi, saya sampaikan, selamat datang di Shelter 3P1C. Shelter ini merupakan tempat perlindungan sementara bagi kita untuk mendata ulang perkembangan pengetahuan dan sumberdaya yang ada untuk perkembangan umat manusia. Seperti kita tahu, Dunia tempat kita berada saat ini sudah tidak seperti dulu kala. Kini musim berganti penuh dengan anomali sejak terjadinya bencana besar-besaran selama 100 tahun ini. Ya, memang, kita, manusia, adalah yang bertanggung jawab besar atas ini. Mugkin kalau kita bisa mendata kembali wisdom atau kebijaksanaan dan inspirasi pengetahuan baik yang dulu pernah ada, kita bisa menata kembali peradaban manusia.

Nah, jadi apa yang harus kalian lakukan ?

Saya akan sampaikan point fokus cara main di shelter ini…

Admin
Author: Admin

Leave a Reply

Compare